Rabu, 18 Februari 2009

Sampah plastik ? .. No way ...



Exeperience is good theacer
barangkali inilah ungkapan klise yang bisa kita pakai untuk tulisan di bawah. Barangkali sudah banyak blogger pula yang menulis hal sama untuk tajuk kita kali ini. Ada pengalaman yang berharga sekali yang penulis ingin bagikan dalam hal ini mengenai sampah khususnya sampah plastik. Selama dua tahun mengembara di negeri orang dalam hal ini Jepang, selain belajar khusus tentang Bahasa Jepang, budaya dan keseharian mereka, penulis justru teronggok pada gaya hidup orang Jepang dalam hal penanganan masalah sampah. Mereka begitu peduli akan sampah sejak ia dibuang setelah tidak terpakai lagi. Mereka memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti : limbah dapur, kertas koran, botol-botol bekas, botol plastik, majalah bekas, barang elektronik ke dalam kantong-kantong yang berbeda. Mereka meyakini dan menerapkan ilmu yang mereka miliki secara disiplin bahwa ada sampah-sampah tertentu yang memang sulit dan bahkan tidak bisa diuraikan oleh tanah. Oleh sebab itu setelah sampah itu masuk ke pusat pengelolaan sampah masing-masing akan didaur ulang kembali menjadi bahan baku tertentu.

Dari sisi lingkungan tentu hal ini sangatlah bermanfaat daripada sampah plastik itu di bakar atau ditanam. Nah bagaimana halnya dengan penanganan sampah di kampungku, Bugbug. Secara umum sudah berjalan baik, sebab ada beberapa keluarga yang terlihat memisahkan sampah organik dari sampah plastik lainnya. Sampah organik itu dibawa ke sawah untuk ditanam guna dijadikan humus. Sedangkan botol plastik lainnya dikumpulkan untuk dijual kepada para pengepul sampah plastik. "Lumayan lah untuk tambahan uang saku anak sekolah", kata mereka.

Guna bersama-sama memupuk rasa kepedulian akan kelestarian lingkungan, rekan-rekan IWB Denpasar pernah melaksanakan kegiatan penghijauan dan pemungutan sampah plastik di sepanjang jalan menuju Pura Gumang Desa Adat Bugbug, Karangasem. Antusiasme dan partisipasi warga cukup tinggi, dibuktikan dengan diikuti oleh ratusan orang dalam program ini. Ke depan hal ini akan digiatkan kembali sehingga keberadaan IWB Denpasar sebagai organisasi benar-benar dirasakan baik oleh warga maupun krama Desa Pakraman Bugbug khususnya dalam hal pelestarian lingkungan.

Demikian .....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Om Swasti Astu, Beli wayan



gini ada saran dikit mengenai jalan menuju pura Gumang,

bisa ga jalan nya direnopasi dikit ya paling ga dikasi anak tangga lg deh biar ga licin