Senin, 16 Maret 2009

Mari Berfikir Positif

Ada berbagai cara manusia guna dapat meningkatkan kualitas diri dan kehidupannya, baik dengan pelatihan diri, belajar dan meningkatkan diri dengan ilmu pengetahuan, maupun lewat berbagai pengalaman hidup yang pernah dijalaninya. Setiap orang seperti ini sudah tentu berusaha untuk tahu bagaimana mereka dapat menjalani hidupnya dengan lebih mudah dan lebih baik. Hidup akan lebih mudah untuk dijalani bila kita menjalaninya dengan berfikir positif. Lalu bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang bersemayam di benak dan kepala kita, barangkali tidak banyak orang yang memahaminya. Untuk itu, alangkah baiknya kita mulai mengenali ciri-ciri orang yang selalu berfikir positif, dan bagaimana kalau kita mulai mencoba meniru jalan fikirannya.
Melihat Masalah Sebagai Tantangan ; Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara di seluruh dunia.
Menikmati Hidupnya ; Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keaadaanya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
Pikiran Terbuka untuk Menerima Saran dan Ide ; Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Lupakan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak. Memelihara pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah. Mensyukuri Apa yang Dimiliki ; dan bukannya berkeluh kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya. Tidak Mendengarkan Gosip yang tidak Menentu ; Sudah pasti gosip berkawan dengan pikiran negatif. Karena itu, membiarkan telinga ini mendengarkan omongan yang tak ada juntrungannya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir postif. Tidak Bikin Alasan, Tapi Langsung Bikin Tindakan ; Pernah dengar plesetan NATO (No Action Talk Only), Nah mereka ini jelas penganut pikiran positif. Menggunakan Bahasa Positif ; maksudnya kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti : "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat." Menggunakan Bahasa Tubuh yang Positif ; Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi bersahabat, antusias dan hidup. Peduli Pada Citra Diri ; Itu sebabnya, mereka yang berfikiran positif berusaha tampil baik (walau bukan perfectionist). Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

Jumat, 13 Maret 2009

Gelar Kebagsawanan Masih Pentingkah ?

Bagi anda yang ingin tahu atau membanggakan gelar kebangsawanan utamanya di Pulau mungil ini, tentunya akan bertanya-tanya kenapa gelar kebangsawanan mereka berbeda-beda ; ada yang menyandang wangsa Cokorda, Ngakan, I Dewa dan lainnya ada baiknya kita mulai dengan mengetahui lebih mendalam sejarah kelahiran manusia Bali. Sebab, menurut pengajar Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra, Universitas Udayana, I Nyoman Wijaya, gelar pada seseorang itu muncul berhubungan erat dengan asal usul yang bersangkutan, dari keturunan mana ia dilahirkan. Wijaya kemudian mengutip silsilah kewangsaan masyarakat di Bali dari buku "Aneka catatan tentang hukum adat Bali" karangan Mr Gde Panetje, terbitan CV Kayu Mas.

Dalam buku ini diuraikan gelar I Dewa hanya dipakai Dalem Klungkung yang bertahta bila beristrikan Ibu Padmi. Anak dari keturunan Dalem Klungkung dengan Ibu Panawing (jaba) diberi gelar Tjokorda. Pradewa, yakni sebutan bagi orang yang berasal dari keturunan Raja Klungkung, namun sudah tak lagi memegang kekuasaan. Keturunannya bergelar Dewa bagi yang laki dan Desak untuk perempuan. Bila ada warga keturunan Raja Klungkung yang tak lagi memegang kekuasaan, kemudian kawin dengan warga yang kastanya lebih rendah, maka dinamakan Pungakan. Keturunannya bergelar Ngakan untuk yang laki dan Desak bagi wanita.

Prabagus adalah wangsa yang diberikan kepada adik Dalem Klungkung namun tak memegang kekuasaan. Gelar keturunannya Bagus untuk pria dan Ayu bagi wanita. Ada pula sebut warga Prasanghyang, yaitu keturanan warga Bandesa Pasek yang diangkat kesatrya oleh Dalem Ketut. Turunannya kemudian bergelar Sang pada pria dan Sangayu bagi si wanita.

Sumber : Sarad Bali #80 122006

Prajapati : Penguasa semua mahkluk hidup dalam hal ini menurut kitab-kitab suci weda di sebut antara lain Batara Indra, Sawitri, Soma, Hiranyagarba, yaitu indung telur alam semesta ini. Namun dalam istilah Manu, penguasa tunggal dan pencipta mahluk hidup adalah brahma, atau Brahma adalah Prajapati.

Nyoman S.Pendit (Sarad #105/Januari 2009)

Selasa, 10 Maret 2009

Kata-kata Kasar





Ceritanya ..................,
Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat.
" Oh, Maafkan saya " adalah reaksi saya.
Ia berkata, "Maafkan saya juga, saya tidak melihat anda".
Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan.
Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita
memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam,
anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya.
Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh.
"Minggir !!", kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur.
Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur,
dengan halus bayanganku berbicara padaku,
"Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal,
etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi,
sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang.
Coba lihat ke lantai dapur,
engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu.
Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu, merah muda, kuning dan biru.
Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan
yang ia akan buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu".
Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes.

Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya,
"Bangun nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku ?"
Ia tersenyum, "Aku menemukannya jatuh dari pohon."
"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu.
Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."
Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu,
Ibu seharusnya tidak membentakkmu seperti tadi."
Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa, Aku tetap mencintaimu."
Akupun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar
menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok,
perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya
mencari pengganti kita dalam hitungan hari ?
Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan
selama sisa hidup mereka.
Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita
ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan ?"

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas ?
Apakah anda tahu apa arti keluarga ?
Dalam bahasa Inggris, keluarga sama dengan family
Family - (F)ather, (A)nd (M)other, (I), (L)ove, (Y)ou.
Teruskan cerita ini kepada orang-orang yang anda pedulikan,
Saya telah melakukannya.

Cerita ini saya dapatkan di waktu lalu ketika seorang teman mengirimi saya resonansi
yang berisikan sebuah cerita di atas .., menyentuh sekali ...
Semoga tulisan ini juga menyentuh pembaca yang lain untuk dapat
lebih menyebarkan kasih sayang, paling tidak kepada orang terdekat kita
lalu menyebar ke orang-orang sekitar, dan dunia semoga damai ....

Terima kasih ....,