Kamis, 26 Februari 2009

Make your smile cheap



Sebuah penelitian di England menemukan bahwa seorang bayi tersenyum 400 kali dalam sehari, remaja 17 kali dan dewasa tidak sama sekali !! Orang yang sukses membuat wajah merasa kaku. Apakah kekasaran tanda-tanda sukses ? Apakah bila kita stress itu tanda berlimpahan harta, ilmu dan martabat ? Kita harus tersenyum lebih banyak. Setiap hari, setiap pagi, tataplah cermin dan berikan diri kita senyum yang lebar. Seluruh otot muka kita akan rileks. Syaraf otak kita menjadi rileks dan kita menjadi lebih percaya diri, lebih berani dan mendapatkan energi baru dalam hidup. Jangan biarkan senyum kita dicuri oleh siapapun. Biasanya kita berikan amarah kita sebanyak-banyaknya dan seyum kita kadang-kadang, seakan-akan harga senyum kita mahal. Dalam pencerahan, senyum itu gratis bagaikan sinar matahari, udara dan air, dan amarah sangat mahal bagaikan berlian. Jadikan senyum kita murah dan pasanga harga marah untuk amarah. Kita berada di sini untuk tujuan yang lebih besar. Ambillah tantangan ini, walau apapun yang terjadi, kita akan tersenyum hari ini, dan bergembira. Mari tingkatkan senyum ....

Selasa, 24 Februari 2009

Doa dan Syukur



Doa adalah sarana vital untuk meningkatkan kehidupan kita. Doa juga menyuburkan nilai-nilai integritas dan kejujuran. Doa terjadi dalam dua situasi, atau dalam suatu situasi berkombinasi. Pada saat anda bersyukur atau pada saat kita tidak berdaya sama sekali. Jika kita tidak penuh rasa syukur dan doa maka kita akan penuh rasa duka. Dalam kedua situasi ini, doa kita pun akan terjawab. Apa yang bisa kita lakukan, lakukan. Apa yang tidak bisa kita lakukan kita berdoa untuk itu. Ada satu tipe manusia yang bersyukur atas segala peningkatan yang terjadi dalam kehidupan mereka. Ada tipe kedua yang yang merasa tidak berdaya dan lemah. Kedua-keduanya akan dikaruniai. Spiritualitas bukan suatu ritual atau melakukan sesuatu. Ini adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, meningkatkan keberadaan dan melihat bahwa seluruh dunia ini adalah hanya roh jiwa atau kesadaran. Gunakan doa untuk membawa integritas dalam kepribadian kita. Apapun yang kita lakukan, ketahuilah bahwa ada yang maha kuasa yang mempunyai kata akhir dan kata itulah yang terbaik.

Rabu, 18 Februari 2009

Sampah plastik ? .. No way ...



Exeperience is good theacer
barangkali inilah ungkapan klise yang bisa kita pakai untuk tulisan di bawah. Barangkali sudah banyak blogger pula yang menulis hal sama untuk tajuk kita kali ini. Ada pengalaman yang berharga sekali yang penulis ingin bagikan dalam hal ini mengenai sampah khususnya sampah plastik. Selama dua tahun mengembara di negeri orang dalam hal ini Jepang, selain belajar khusus tentang Bahasa Jepang, budaya dan keseharian mereka, penulis justru teronggok pada gaya hidup orang Jepang dalam hal penanganan masalah sampah. Mereka begitu peduli akan sampah sejak ia dibuang setelah tidak terpakai lagi. Mereka memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti : limbah dapur, kertas koran, botol-botol bekas, botol plastik, majalah bekas, barang elektronik ke dalam kantong-kantong yang berbeda. Mereka meyakini dan menerapkan ilmu yang mereka miliki secara disiplin bahwa ada sampah-sampah tertentu yang memang sulit dan bahkan tidak bisa diuraikan oleh tanah. Oleh sebab itu setelah sampah itu masuk ke pusat pengelolaan sampah masing-masing akan didaur ulang kembali menjadi bahan baku tertentu.

Dari sisi lingkungan tentu hal ini sangatlah bermanfaat daripada sampah plastik itu di bakar atau ditanam. Nah bagaimana halnya dengan penanganan sampah di kampungku, Bugbug. Secara umum sudah berjalan baik, sebab ada beberapa keluarga yang terlihat memisahkan sampah organik dari sampah plastik lainnya. Sampah organik itu dibawa ke sawah untuk ditanam guna dijadikan humus. Sedangkan botol plastik lainnya dikumpulkan untuk dijual kepada para pengepul sampah plastik. "Lumayan lah untuk tambahan uang saku anak sekolah", kata mereka.

Guna bersama-sama memupuk rasa kepedulian akan kelestarian lingkungan, rekan-rekan IWB Denpasar pernah melaksanakan kegiatan penghijauan dan pemungutan sampah plastik di sepanjang jalan menuju Pura Gumang Desa Adat Bugbug, Karangasem. Antusiasme dan partisipasi warga cukup tinggi, dibuktikan dengan diikuti oleh ratusan orang dalam program ini. Ke depan hal ini akan digiatkan kembali sehingga keberadaan IWB Denpasar sebagai organisasi benar-benar dirasakan baik oleh warga maupun krama Desa Pakraman Bugbug khususnya dalam hal pelestarian lingkungan.

Demikian .....